Jamu Ginggang Pakualaman Solusi Telat Haid, Bakar Lemak dan Khasiat Lain

  • Whatsapp
jamu ginggang pakualaman
Jamu Ginggang Pakualaman Yogyakarta. (Foto: Kaskus)

Yogyakarta – Jamu Ginggang Pakualaman mungkin sudah tidak asing bagi warga Yogyakarta. Tentu Kios Jamu Ginggang yang berada di Jalan Masjid Nomor 32, Pakualaman, Yogyakarta atau sebelah barat Istana Kadipaten Puro Pakualaman ini menjadi jujukan.

Ramuan tradisional yang dulu resepnya dari Abdi Dalem Puro Pakualaan ini tetap eksis hingga turun temurun. Saat ini hampir satu abad Jamu Ginggang masih menjadi salah satu favorit jamu tradisional yang banyak diminati. Kini Jamu Ginggang dikelola generasi kelima dan sudah merambah penjualan secara online.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga: Filosofi dan Makna Geblek, Camilan Tradisional Khas Kulon Progo

“Berawal dari tahun 1930-an, Mbah Joyo Tan Ginggang membuka jamu yang dibuat hanya eplek-eplek di depan (toko sekarang). Saat itu, mendapatkan izin dari Kadipaten untuk menjual ke umum,” kata Ike Yulita Astiani generasi kelima pengelola Jamu Ginggang, Kamis, 13 Januari 2022.

mengolah jamu ginggang pakualaman
Mengolah Jamu Ginggang Pakualaman. (Foto: Pemkot Yogyakarta)

Ramuan luluhur masih dijaga hingga kini. Jamu Ginggang tidak ada bahan pengawet dan pemanis buatan. Murni gula pasir dan gula merah. Menu jamu yang ada di Jamu Ginggang beragam; seperti jamu beras kencur, kunyit asem, parem, pahitan, jamu sehat laki-laki, jamu pegel laki-laki, galian putri, galian singset. “Ada juga menu jamu untuk terlambat bulan,” ujarnya.

“Alhamdulillah masyarakat sangat cocok. Bahkan banyak yang bilang sejak minum Jamu Ginggang badan menjadi lebih sehat, nafsu makan bertambah, atau yang ingin mengurangi lemak juga sudah terbukti khasiatnya,” kata Ike.

Baca Juga: Kipo, Camilan Khas Kotagede Yogyakarta Kesukaan Sultan Agung

Dia berharap, Keluarga Besar Jamu Ginggang bisa membuka cabang di berbagai kota bahkan ekspor ke luar negeri. Untuk sementara sudah mulai merambah penjualan online yakni dengan jamu yang berbentuk serbuk namun ada juga yang cair.

Seorang penikmat jamu, Hendi mengaku sudah dua tahun menjadi pelanggan Jamu Ginggang. Dia menyukainya karena Jamu Ginggang asli dari ramuan tradisional sejak zaman dulu hingga kini. “Rasanya tetap sama dan terasa khasiatnya di badan. Badan terasa bugar setiap minum jamu ini,” katanya. []

Related posts