Sate Klatak, Mi Lethek, Geplak dan Lima Kuliner Khas Bantul Yogyakarta

  • Whatsapp
kuliner khas bantul
Daftar kuliner khas Kabupaten Bantul. (Foto: Dok. Pemkab Bantul)

BacaJogja – Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal memiliki ragam kuliner yang khas. Di Kabupaten Bantul saja, tercatat ada delapan kuliner yang jarang ditemui di tempat lain.

Tak heran, banyak pecinta kuliner menyebut Bumi Projotamansari ini sebagai surganya kuliner. Berikut sembilan kuliner khas Bantul yang perlu diketahui dan cicipi.

Read More

1. Mi Lethek
Mie Lethek berasal dari Kapanewon Srandakan yang kini menjadi kuliner khas Kabupaten Bantul. Mi lethek memiliki warna keruh kecokelatan dan kurang menarik, berbeda dengan mie pada umumnya. Tak heran mi ini dikenal dengan sebutan “lethek”, yaitu keruh dan kurang menarik dilihat.

Baca Juga: Slasar Malioboro dan Empat Tempat Kuliner Asyik di Kota Yogyakarta

Terbuat dari tepung tapioka dan singkong yang diproses dengan cara tradisional. Sekilas mi ini mirip dengan bihun. Namun mi lethek memiliki tekstur lebih tebal dan lebih kenyal.

Proses pembuatan mie ini cukup unik dan menggunakan alat tradisional. Salah satunya menggunakan sapi jantan yang berputar mengelilingi alat mesin tradisional.

Tempat pembuatan mi itu berada di Dusun Bendo, Kalurahan Trimurti, Srandakan, Bantul. Rasa Mie ini sendiri memiliki rasa yang unik dan tekstur yang menarik dibandingkan dengan mie yang lainnya.

Baca Juga: Gulai Sapi Pak Samin yang Legendaris, Ada Kemurahan Hati Warga Jogja

2. Mi Des
Bakmi pedes atau biasa dikenal Miedes, merupakan makanan khas Bantul yang berbahan baku ketela, ebi, dan tambahan cabai kering yang dihaluskan. Mi ini cocok disajikan kering maupun berkuah.

3. Mi Pentil
Sajian mi khas Bantul lainnya adalah Mi Pentil. Mi yang terbuat dari tepung tapioka ini memiliki rasa gurih dan biasanya dimakan menggunakan sambal. Nama “pentil” diambil dari karet pentil karena bentuk mi ini memang menyerupai karet pentil yang berbentuk kecil, panjang dan kenyal.

4. Adrem
Adrem atau disebut juga tolpit adalah salah satu makanan ringan traditional khas Bantul. Makanan ini terbuat dari bahan baku utama tepung beras dan gula jawa yang digoreng. Adrem banyak diproduksi di daerah Sanden dan dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional di Bantul dan sekitarnya.

Baca Juga: Bakso Tusuk Payaman Bantul, Tetap Eksis di Tengah Krisis

5. Geplak
Geplak merupkan kuliner khas Bantul. Kudapan ini terbura dari parutan kelapa dan gula pasir atau gula jawa sehingga punya rasa manis. Jajan ini masih mudah ditemui di Bantul, termasuk di pasar tradisional di Bumi Projotamansari. Jenis panganan ini sudah berkembang luas di luar Bantul bahkan sampai di seluruh Tanah Air.

6. Kethak
Kethak merupakan camilan yang terbuat dari parutan kelapa tua yang masih segar. Hasil parutan diperas untuk menghasilkan santan lalu direbus 3-4 jam sampai air menguap dan tersisa minyak serta ampasnya saja.

Minyak dipisahkan dari ampas dengan cara ditiriskan. Ampas tersebut kemudian digoreng lagi sampai betul-betul kering hingga warnanya kecokelatan. Di daerah lain, camilan ini biasa disebut blondo.

Baca Juga: Terang Bulan Jadul, Kue Legendaris Alun-alun Selatan Yogyakarta

7. Sate Klatak
Sate klatak merupakan hidangan daging kambing yang banyak ditemukan di Kapanewon Pleret, Bantul, Yogyakarta. Dalam bahasa Jawa, kegiatan membakar sate di pembakaran terbuka disebut “klathak”.

Sate ini sangat berbeda dari ragam sate lainnya, yang biasanya yang memakai tusukan bambu. Sedangkan tusukan sate klatak yang dipakai untuk memanggang dan membakar terbuat dari besi, biasanya pakai ruji pada roda sepeda. Tusukan besi sebagai konduktor penghangat akan membuat daging lebih masak dari bagian dalam.

8. Gudeg Manggar
Gudeg manggar ini ini berbeda dengan gudeg pada umumnya. Jika gudeg bahan baku dari buah nangka, namun gudeg manggar ini berbahan dasar manggar atau putik bunga kelapa yang masih muda.

Selain memiliki bahan dasar yang unik, gudeg manggar juga memiliki cita rasa yang khas. Perbedaan lainnya, jika gudeg pada umumnya yang punya rasa manis, gudeg manggar memiliki rasa yang gurih. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *