Kemilau Harga Ikan Betta saat Pagebluk di Yogyakarta

  • Whatsapp
ikan betta
Ikan betta yang dikembangkan warga Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Yogyakarta – Pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih satu tahun berimbas pada seluruh sektor, salah satunya ekonomi. Dampak tersebut dirasakan warga Yogyakarta. Di Kelurahan Terban, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta, banyak warganya yang kehilangan pekerjaannya akibat pagebluk ini.

Namun di sisi lain, pagebluk melahirkan kreativitas seperti warga Kelurahan Terban membentuk Combat (comunitas betta Terban). Komunitas ini sebagai wadah menampung warga yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Read More

Baca Juga:

Anggota Combat, Dimas Widyananda mengatakan komunitas ini berangkat dari warga masyarakat Terban yang mayoritas penyuka ikan hias, sehingga muncul ide untuk pembiakan dan pembesaran. “Komunitas ini terbentuk karena banyak yang kehilangan pekerjaannya, lalu mereka melihat bahwa budidaya ikan hias ini sangat potensial bisa menggerakkan perekonomian masyarakat,” katanya belum lama ini.

Warga mulai pembiakan dan pembesaran ikan hias ini. “Alhamdulillah bisa berkembang dan sudah bisa dipasarkan,” ungkapnya.

Dia mengatakan, ikan betta mulai terlihat peningkatan permintaan dari masyarakat di masa pandemi. pemasarannya tidak menemui kesulitan. Pemasaran dilakukan melalui media sosial sehingga dapat menjangkau masyarakat.“Ikan ini sekarang tengah naik daun, mulai ramai pada bulan ketiga pandemi, seiring berjalannya waktu semakin tidak bisa dibendung pergerakannya,” ungkapnya.

Cara Merawat dan Pengembangbiakan

Dimas menjelaskan merawat dan mengembangbiakkan ikan betta tidak sulit. Untuk perawatan dua hari sekali setidaknya ikan betta diberikan makan seperti cacing sutra, cacing darah, jentik nyamuk, atau kutu Air. “Kemudian untuk penggantian air setidaknya dilakukan satu pekan sekali,” ujarnya.

ikan betta
Ikan betta yang dikembangkan warga Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Sementara untuk pengembangbiakan hanya tinggal memasukkan pejantan terlebih dulu, biasanya satu hari untuk membuat gelembung. Kemudian betina dimasukkan. “Biasanya ikan bertelur dalam waktu tiga hari. Setelah itu betina diambil, dibiarkan hanya ada yang jantan. Anakan cupang tersebut biasanya diberi makan kutu air,” ungkapnya.

Menurut dia, keberhasilan pengembangbiakan ikan cupang ditentukan oleh ketelatenan dalam mengurus burayak atau ikan cupang anakan pada usia 4 – 14 hari pertama. “Usia itu burayak berada di masa kritis. Harus telaten. Jika gagal, maka gagal semua,” ungkap dia.

Harga Bisa Tembus Jutaan

Dalam sehari, apabila ketersediaan ikan ada, rata-rata Dimas bisa menjual 10 – 20 ekor. Saat disinggung soal harganya, ia mengaku jika harga betta miliknya berkisar antara Rp30 ribu hingga jutaan.

Harga hingga jutaan ini untuk ikan betta hias dengan spesies Avatar Cooper Gold dan Avatar Gordon. “Dua jenis ini sedang laku di pasaran dan banyak dicari oleh penggemarnya,” ujarnya.

Baca Juga:

Sementara untuk menghemat pengeluaran pakan, para anggota komunitas ini pun juga membudiyakannya cacing sutera dan kutu air. “Selain untuk sendiri, cacing sutera dan kutu air ini juga bisa kami jual ke orang lain juga, mengingat kedua hewan sangat dicari para pemelihara ikan hias,” bebernya.

Dimas dan anggota Combat yang lain akan terus berupaya meningkatkan kapasitas budidaya ikan betta, seiring permintaan di pasaran yang kian tinggi. []

Source: Pemkot Yogyakarta.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *