Indonesia Menuju Superpower Dunia, Puan Maharani: Perlu Dukungan Modernisasi Industri

  • Whatsapp
Ketua DPR Puan Maharani
Puan Maharani. (Foto: Dok. Istimewa)

BacaJogja – Pengamat Ekonomi Rakyat Mirah Kusumaningrum menyatakan, Nusantara yang berpenduduk hampir 270 juta jiwa ini mendapat karunia Tuhan berupa bonus Demografi. Terdiri atas suku suku bangsa yang beraneka ragam adat dan budayanya yang tentu akan mengundang keinginan setiap orang di dunia untuk mengunjungi dan juga melihat langsung keindahan alam surgawi Indonesia.

Dari jumlah penduduk urutan nomor empat di dunia, lahir orang-orang hebat seperti Kartini, Haji Agus Salim, Bung Karno, Pak Habibie, Nyoman Nuarta, Pesepakbola Ramang, dan Pelukis Raden Saleh. Ada pula Penari Nini Rasinah, Rudi Hartono Kurniawan, Lim Swie King, Susi Susanti, hingga Anggun C Sasmi, Gitaris Alif ba ta, Joe Taslim, Iko Uwais, yang berprestasi dunia yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu saking banyaknya.

Read More

Baca Juga: Program IP 400, Pertanian Bantul Digelontor APBN Rp5,16 Miliar

Menurut dia, kekuatan bangsa dan negara Indonesia berada di bidang bidang Pertanian dan Pangan, Maritim dan segala hasil produk laut, Pariwisata dan Industri Kreatif.

“Empat bidang ini sudah menjadi Comparative Advantage kekuatan bangsa yang tak mungkin bisa dikalahkan oleh bangsa lain dan selayaknya menjadi basis pengembangan ekonomi dan Industri Indonesia,” katanya.

Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan terkait dengan pengembangan bidang industri Indonesia, pentingnya dukungan modernisasi industri di Indonesia yang didukung oleh riset teknologi yang mumpuni. Riset dan teknologi ini sesungguhnya telah dikuasai oleh ahli-ahli di Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Aplikasi Ujiaja Karya Anak Jogja dan Keunggulannya

Bila hal tersebut dapat diimplementasikan dengan baik empat bidang kekuatan kita ini akan dapat membawa Indonesia kepada era kejayaan dan bisa mengatur strategi pengembangannya dengan seksama disertai dengan semangat gotong royong antar pelaku industri menuju Indonesia Maju.

Mirah Kusumaningrum kembali menceritakan, kisah seorang Haji di Makassar yang mampu ekspor rumput laut dengan omzet Rp50 miliar per bulan. Padahal hanya mengekspor rumput laut dengan kondisi seadanya. Dalam kondisi standar minimal begini saja rumput laut mentah laku keras dan bahkan pihak buyer di khususnya China mengatakan berapa kontainer akan terima dan langsung bayar.

Di Gresik, Jawa Timur seorang pengumpul ikan sisa pelelangan kecil-kecilan telah tumbuh dalam 30 tahun ini menjadi eksportir Ikan beku dan produk hasil olahan ikan laut lainnya dengan nilai annual sale sebelum Pandemi Covid 19 sebesar Rp5 triliun.

Baca Juga: Mengupas Kehebatan Mobil Listrik Garuda EV-22 Karya UNY Juara Umum IIMS

Professor pada Departemen Pertanian Universität Hohenheim-Stuttgart Jerman pernah menyebut kandidat doktor pertanian asal Indonesia yang mengajukan proposal disertasi kepada professor pembimbing untuk memperoleh gelar doktor selalu saja memilih tema riset sekitar Gandum, Keju, apel, anggur dan hal hal khas eropa lainnya.

Profesor tersebut menginginkan sebagai pembimbing ingin belajar tentang jenis tanaman asal Indonesia, ingin tema riset seperti tentang Kangkung, salak, durian, rambutan, dan lainnya.

Baca Juga: Drone Penumpang Pertama di Asia Tenggara Diproduksi di Bantul

“Karena tema-tema ini lebih menarik minat kami sebagai pembimbing dan tentu saja memudahkan para Kandidat untuk diterima masuk program doktor di Universitas kami dan seluruh Universitas di Eropa.” begitu kata si professor.

Pengamat asal Jawa Timur ini mengungkapkan, kisah nyata di atas merupakan petunjuk bagi siapa yang berpikir akan ke mana arah tujuan ekonomi dan Industri bangsa Indonesia. Nusantara mempunyai tanah yang subur, biji-bijian papun yang dibuang akan tumbuh pohon. Indonesia punya matahari yang bersinar sepanjang tahun sehingga tanaman cepat tumbuh dan bisa panen beberapa kali dalam setahun. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *