Harga Cabai di Yogyakarta Masih Mahal, Tanam di Polybag Uang Datang Sendiri

  • Whatsapp
panen cabai
Daliman, warga Kota Yogyakarta memetik cabai di lahan sempat dekat rumahnya. (Foto: Dok. Pemkot Yogyakarta)

BacaJogja – Harga cabai belum ada tanda-tanda akan turun. Di pasaran Yogyakarta, harganya masih tinggi. Per Jumat, 24 Juni 2022 di Pasar Kranggan, misalnya harga cabai rawit merah Rp00 per kilogram. Bahkan, saat Natal menembus Rp120.000 per Kg. Harga normalnya Rp50.000 per Kg.

Menanam cabai menjadi solusi, meski di lahan sempit sekalipun seperti di Kota Yogyakarta. Salah satunya Daliman, 51 tahun, warga RT 11 RW 4 Kampung Gemblakan Atas, Kelurahan Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta. Dia memanfaatkan bangunan rumah miliknya di bagian atap yang dicor beton untuk menanam cabai, terong, tomat, jambu, anggur dan jamur tiram.

Read More

Baca Juga: Dinas Operasi Pasar Minyak Goreng Rp14.000 per Liter di Kulon Progo

Saat harga cabai mahal, dia banyak menanam cabai. Di pekarangannya ada 200 lebih tanaman cabai yang ditanam pada galon bekas air mineral maupun polybag. “Kalau cabai panennya terus. Tiga sampai empat bulan sudah bisa dipetik. Selama tanaman masih ada (hidup), hasilnya terus berkembang,” katanya.

Lulusan STM jurusan teknik elektronika ini mengatakan, ragam cabai yang ditanam antara lain cabai rawit, cabai besar dan cabai keriting. Tanaman cabai yang dirawatnya ada yang sudah berusia 1,5 tahun dan masih berbuah hingga kini.

Baca Juga: Selain Minyak Goreng, Harga Sembako Jelang Nataru di Kota Yogyakarta Terkendali

Dia mengatakan, rata-rata sekali panen cabai dalam tiga hari bisa mendapat sekitar 1/2 kilogram cabai. Harganya Rp50 ribu. Pada 2019 pernah mendapat untung paling tinggi karena harga cabai mencapai Rp100 ribu per Kg.

Daliman mengatakan, sebagian digunakan untuk kebutuhan konsumsi pribadi. Ada juga tetangga yang membeli langsung hasil panennya. Banyak yang dijual atau setor ke warung milik saudaranya di Bantul. “Harganya saya ngikut kakak saya. Yang penting saya menanam senang sekaligus edukasi, orang kota jual cabe di desa,” jelasnya.

Pernah Gagal dan Tips Antisiapsi Kegagalan

Daliman mengaku pernah gagal dalam menanam cabai. Bahkan tiga kali gagal. Misalnya di musim kemarau kondisi tanaman bagus, tapi saat kena hujan seharian, banyak tanaman cabainya langsung layu dan mati. Dia pun mencoba mencermati dan mempelajari secara langsung maupun melalui YouTube terkait menanam cabai.

Baca Juga: Harga Telur Melorot, Peternak Ayam di Kulon Progo Merugi

Dari situ, Daliman berpendapat, menanam cabai jangan sampai terkena air yang terlalu banyak, terutama di musim penghujan. “Usahakan jangan sampai air masuk ke media tanam. Komposisi media tanamnya tanah, sekam dan pupuk. Saya pakai pupuk kandang dan kompos. Pembersih hama saya pakai air rendaman tembakau yang disemprotkan ke daun-daun yang keriting,” jelas Daliman.

Dia menegaskan, lingkungan rumah di perkotaan bukan menjadi kendala bercocok tanam. “Cobalah menanam 10 pohon cabai saja di rumah masing-masing. Saat cabai mahal setidaknya untuk kebutuhan sendiri ada stok, tidak harus mengeluarkan duit untuk beli cabai di pasar,” jelasnya. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *